Ragam Karya Fiksi dan Nonfiksi


Resume Materi Kuliah Belajar Menulis Gel 8 Bareng Om Jay

Jumat, 19 Juni 2020

Begitu banyak ragam tulisan. Secara garis besar terdapat dua ragam tulisan, yakni
fiksi dan nonfiksi.

Fiksi adalah sebuah prosa naratif yang sifatnya imajinasi atau karangan non-ilmiah dari penulis dan bukan berdasarkan kenyataan. Dengan kata lain, fiksi tidak terjadi di dunia nyata dan hanya berdasarkan imajinasi atau pikiran seseorang.

Walaupun fiksi hanya imajinasi penulis, namun fiksi tetap masuk akal dan bisa mengandung kebenaran yang bisa mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. Kata “Fiksi” bersal dari bahasa Inggris yaitu “Fiction” yang artinya rekaan atau khayalan..
beberapa jenis karya seni yang termasuk dalam tulisan fiksi, diantaranya: novel, cerpen, sinetron, drama, telenovela, film komedi, dan lain-lain.

Pengertian Non-fiksi adalah suatu tulisan yang isinya bukanlah imajinasi atau rekaan penulisnya. Dengan kata lain, tulisan non-fiksi adalah suatu karya seni yang sifatnya faktual atau berdasarkan kenyataan dan mengandung kebenaran di dalamnya.

Hal tersebut tidak akan dibahas terlalu rinci. Kali ini kita akan membahas masalah seputar menulis bersama Bu Siska.

Banyak hal menarik yang dapat dipetik dari sesi tanya jawab, diantaranya:
1. Apa langkah atau persiapan saat akan membuat sebuah tulisan?

Jawaban
Yang paling pertama saya lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikiran saya Bu. Misalnya saya akan menulis tentang virus corona, maka semua yang saya pikirkan tentang itu saya tulis dulu. Biasanya saya menggunakan mind mapping sederhana untuk itu.

Hal ini saya lakukan agar ketika saya menulis nanti saya tidak "tersesat" dan tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian terlewat saya tuliskan. Pada dasarnya di sini saya sedang membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran".

Setelah semua isi pikiran saya keluarkan, lalu saya susun, mana yang akan saya letakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan.

Setelah semua selesai saya tulis, kemudian saya mengendapkan dulu tulisan itu. Minimal 15 menit saja. Tujuan mengendapkan ini adalah untuk mengistirahatkan otak.

Kemudian, saya baca lagi tulisan saya. Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang ini. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa kita perbaiki. Nah di sini juga saya melakukan "self editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa saya revisi terlebih dahulu.

Setelah semua dirasa oke, barulah saya setor tulisan saya ke editor (jika itu tulisan pesanan), atau saya posting jika tulisannya untuk kepentingan saya pribadi.

2. Apakah tips atau kiat-kiat untuk untuk menulis Fiksi?

Jawaban

Tentang menulis fiksi, pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga untuk memicu otak kita berimajinasi dan membangun cerita yang menarik.

Terkadang saat hendak menulis fiksi kita ingin menyajikan konflik yang menarik agar pembaca bisa menikmati karya kita. Nah, saking ngêbêt-nya untuk itu, kita suka berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat.

Lho, tersesat piye Mbak? Maksudnya tersesat pada konflik yang kita tidak pahami. Nah, tips berikutnya adalah, ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita yang saya bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga... hehehe...

Pernah sekali waktu saya menulis tentang sesuatu yang saya kurang pahami. Saya juga tidak pernah terlibat dalam aktivitas yang saya angkat itu. Akhirnya, cerita yang saya buat jadi "garing" 😁.

3. Apakah artikel informatif itu bisa mendapatkan nilai dalam PAK jika artikelnya tidak sesuai mapel, dan dimana artikel itu bisa dipublikasikan?

Jawaban
Dalam artikel informatif biasanya kita menyampaikan informasi atau pengetahuan kepada khalayak tentang suatu hal. Misal bagaimana cara mengajar dengan menyenangkan.

Menurut saya, seharusnya bisa dapat nilai dalam PAK, Bu. Karena apa? Karena melalui tulisan itu Ibu bisa mengarahkan khalayak tentang sesuatu. Ibu juga bisa menjawab permasalahan khalayak terhadap sesuatu. Misal, saya membutuhkan informasi tentang bagaimana mendampingi anak belajar. Kemudian saya googling, eh saya nemu tulisan Ibu tentang itu. Jika saya praktikkan dan kemudian berhasil, maka itu berarti Ibu sudah membantu saya menyelesaikan masalah saya tersebut 🤗

Kemudian di mana bisa dipublikasikan, saat ini media massa mainstream (Kompas, Republika, Tempo, dan lain-lain) sudah membuat wadah jurnalisme warga, seperti Kompasiana (milik Kompas). Di sana kita bisa menulis tentang apa saja, selam itu baik dan informatif. Cara mendaftarnya pun mudah dan gratis. Nah Ibu bisa buat akun di sana, kemudian Ibu tuliskan artikel informatif yang Ibu tulis. Kemungkinannya besar untuk dibaca khalayak jika topik yang Ibu angkat bersifat umum dan informatif.

Ini alamatnya kompasiana ya Bu:
www.kompasiana.com

Sampai saat ini sih  Kompasiana memang yang paling besar dibandingkan forum yang lain.

4. Bagaimana menulis berita yang baik?

Jawaban

Pertama harus terpenuhi dulu semua unsur beritanya. Apa itu? 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How).

Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan *siapa* melakukan *apa*, *kapan* dan *di mana* dilakukannya, *mengapa* melakukan itu, dan *bagaimana* ia melakukannya.

Kedua, ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu kecepatan berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak.

Kemudian faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian khalayak, biasanya akan makin diminati. Misal, Pak Edi menuliskan berita tentang seorang guru biologi di Aceh yang berhasil menemukan formulasi vaksin corona. Nah, Rekan-rekan guru lain pastilah akan tertarik untuk membaca itu daripada membaca tentang fashion show yang digelar di New York 😁.

Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca, saya selalu percaya itu. Jadi, makin banyak Bapak membaca berita, maka Bapak akan lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita Bapak.

   5. Bagaimana tips awal mulai menulis? kapan dan siapa yg membentuk Bu Siska bisa seperti ini? Dan bagaimana peran sekolah dalam mengasah kemampuan Bu Siska? Ini untuk kita terapkan ke anak dan siswa kita.   

Jawaban

Yang membentuk saya menjadi seperti itu, Allah, Bu 😬. Alhamdulillah saya dikaruniai bakat olah kata sejak saya kecil. Kemudian Ibu saya tentu saja. Sejak kecil saya memang suka membaca. Apa saja saya baca. Lalu ada peran Mbah Putri (Nenek) saya yang setiap malam mendongeng untuk saya, jadi otak saya biasa berimajinasi.

Nah bagaimana peran sekolah saya? Hehehe, agak disayangkan di sini Bu. Sekolah saya kurang mewadahi siswanya dalam bidang tulis menulis ini. Jadi bakat menulis saya ya saya alirkan sendiri. Lewat buku diary, surat-suratan sama teman, lewat pelajaran mengarang, dan sebagainya.

Nah saran saya untuk Ibu. Coba bidik siswa-siswi yang memiliki bakat seperti saya. Kemudian Ibu buatkan salurannya. Misal, berikan ruang mereka berkreasi di Mading atau Majalah Dinding. Buat forum penulis, agar bisa saling ngobrol dan update kemampuan menulis.

6.Dari ke 5 jenis tulisan non fiksi yg Bu Siska sampaikan di awal, yg mana kira2 yg paling mudah utk ditulis bg kami sdg bljar menulis
2.Apakah berita itu hrs sllu berisi kjdian/peristiwa ? Ya/tdk, tolong dijelaskan lbh lnjut.
3.Kami sbgai peserta yg sdg bljar menulis, tentu suatu saat ingin menulis artikel dll di Kompasiana/gurusiana. Adakah persyaratan & bgmn caranya spy kami bs menulis di Kompasiana/gurusiana ?

Jawaban

Menurut saya yang paling mudah adalah Catatan Perjalanan, Pak. Tidak ada format baku untuk itu. Penulis bebas menuliskan apa saja yang ia rasakan, alami, atau temukan selama di jalan.

Untuk belajar menulis, perjalanan ini bisa luas sebenarnya Pak, tidak harus kita jalan-jalan dulu. Bapak juga bisa menuliskan "perjalanan" hidup, perjalanan karir, dan sebagainya. Contoh Catatan Perjalanan yang benar-benar jalan-jalan bisa menjadi pemandu Bapak untuk menuliskan "perjalanan" yang tadi saya sebutkan.

Yang kedua, sebenarnya Best Practice (BP) karena kita menuliskan apa yang kita lakukan sehari-hari. Hanya saja BP harus mengangkat masalah, bagaimana kita menyelesaikannya, dan bagaimana hasilnya.

2. Ya, berita harus mengangkat peristiwa Pak. Karena berita ada unsur aktualitas dan faktualitas. Aktualitas berarti kecepatan berita tayang/muat, dan faktualitas berarti kebenaran atau kenyataan.

Juga, berita harus berunsur 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How), yaitu siapa, melakukan apa, kapan dan di mana melakukannya, mengapa ia melakukan itu, dan bagaimana melakukannya. Karena itu, harus ada peristiwa yang diangkat.

3. Untuk masuk ke kompasiana sangat mudah Pak. Pertama masuk ke webnya dulu www.kompasiana.com. Kemudian nanti ada opsi daftar atau masuk (sign up atau login), tinggal klik dan ikuti instruksi.

Saran saya, jika belum punya email, sebaiknya buat dulu karena kompasiana membutuhkan akun email kita untuk mengirim pemberitahuan/notifikasi. Selanjutnya jika sudah terdaftar, tinggal masukkan tulisan kita Pak. Sejauh yang saya tahu, tema di Kompasiana ada cukup banyak yang bisa diwadahi. Paling yang dilarang hanya yang berunsur SARA, provokatif, mengandung kekerasan, atau hal2 normatif seperti itu.
Jika mereka butuh hiburan, Catatan Perjalanan pilihannya karena paling ringan "bobot" tulisannya. Aktivitasnya juga paling menyenangkan, jalan-jalan 😎.

Saat ingin tahu kondisi Indonesia dan dunia saat ini, tentu orang-orang akan baca berita.

Ketika galau membutuhkan referensi atau informasi tentang sesuatu, mereka akan googling dan mencari artikel informatif.

Pas punya ide atau gagasan terhadap sesuatu, dan ingin mencari pendukung, biasanya orang akan baca esai-esai terkait.

Terakhir ketika berhasil menyelesaikan sebuah permasalahan, orang pasti ingin berbagi dan mencari-cari contoh Best Practice 😁

7. Bagaimana (kiat apa saja yang harus dimiliki penulis pemula, agar bisa menjadi  content Writer ?  

Jawaban

Saya juga saat ini sedang rehat jadi content writer Bu. Kemarin sempat ambruk, sebulan Ramadhan saya sakit 😁. Jadi untuk sementara waktu sama suami dilarang menerima kerjaan content writer (CW) dulu.

Memang tantangan kerja CW di situ ya Bu, berkejaran dengan deadline. Namun pelajaran berharga yang saya dapatkan dari sana adalah konsistensi ya Bu. Konsistensi menulis dan mengatur waktu.

Jika kita bisa atur setiap hari menulis 1-2 artikel, saya kira tidak akan masalah. Ini yang masih menjadi tantangan saya sih memang 🤭. Saya belum lulus di ujian manajemen waktu ini Bu 😁.


8. Kesalahan apa saja yg sering ibu temukan ketika mengedit BP?
2.Bagaimana tips ibu dalam memanajemen waktu ketika menulis dgn pekerjaan ibu lainnya?

Pertama dan paling banyak terjadi adalah kesalahan teknis penulisan (kata tidak baku, tidak sesuai PUEBI, salah ketik, dan sebagainya). Kedua, kesalahan substansial biasanya berkisar antara kurangnya penjabaran pada "how to"-nya alias bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya. Atau kurang menjabarkan metode yang digunakan.

2. Ehehehhee... saya masih merasa belum lulus ujian manajemen waktu ini Bu. Jadi masih berkejar-kejaran antara ngurus rumah, ngasuh anak, sama kerja 😁🤭. Saya sudah coba buatkan jadwal dan pembagian waktu di ketiga urusan itu, tapi eksekusinya belum oke ini Bu 🙈. Kebetulan saya masih punya balita (3 tahun), jadi jadwal saya masih suka berubah-ubah tergantung mood-nya si Adik ini.

Inti dari semua itu adalah bahwa untuk menjadi penulis handal diperlukan disiplin diri, semangat, kerja keras, terus memperbaiki diri, dan menyingkirkan segala rintangan. 

Komentar

  1. Mba Wiwin, Good job,. singkat dan manis kemasannya

    BalasHapus
  2. Mantab lanjutkan mampir ke cakinin.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Terima kasih semuanya. Maaf kadang suka ada yg terlewat untuk dikunjungi.

    BalasHapus
  4. Mantaa Bu Win, resumenya bisa nambah ilmu...👍👍👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumamprak

PEMBELAJARAN DARING YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN

Nu Nyiar Ubar