Gara-Gara Nama Sama

Nama pemberian orang tuaku ini memang pasaran. Di kampungku ada lebih dari lima orang yang bernama sama. Mungkin karena nama ini bermakna baik jadi banyak digunakan. 

Sore ini, ada yang mengetuk pintu rumah kami. Seorang kurir mengantarkan paket atas namaku. Aku heran karena tidak merasa membeli sesuatu secara online. 

"Mamah beli kosmetik ga bilang-bilang!" kata anak gadisku sambil membuka bungkus paket itu. 

"Eh, jangan dibuka dulu. Itu bukan punya Mamah!" ujarku. Terlambat, paket sudah dibukanya. 

"Mamah pake ini?" tanya gadisku. Aku menggeleng. Sampai saat ini aku tidak pernah menggunakan kosmetik apapun. Jadi sudah bisa dipastikan kalau paket itu bukan untukku. 

"Coba Dede periksa lagi dengan teliti! Mamah yakin paket ini salah alamat." Gadisku kemudian memeriksa lagi dengan saksama. 

"Betul kok ini buat Mamah. Tuh namanya bener."  katanya sambil memperlihatkan bungkus paket itu kepadaku. Kemudian kuperiksa baik-baik nama dan alamat yang tertera pada bungkus paket tersebut. 

"Nama memang sama, tetapi alamatnya beda. Coba kamu perhatikan baik-baik!" Gadisku menyeringai sambil mengangkat bahunya. 

Gara-gara nama sama aku mengalami beberapa kejadian. Ada yang lucu, menakutkan, dan menyebalkan. Ini kali ketiga aku menerima kiriman paket nyasar. 

Komentar

  1. Iya bu betul... 🙄Tp disyukuri aja, insya allah nama yg diberikan orang tua kita, nama yang baik dan memberi keberkahan pd kita 🤗

    BalasHapus
  2. Jadi hrs extra hati2 ya Neng, kala nama di sebut....liat lg pembeda yg lain , alamat...klo perlu no ktp he hee....🙂😀

    BalasHapus
  3. Waaaah lucu Bu ceritanya 😄 kalo saya pernah dulu waktu PLP ada yg namanya mirip. Ditta, Deti, Deta. Hihih kalo utang Sunda bilang mah jadi pabaliut.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumamprak

Teungteuingeun

Nu Nyiar Ubar