Trik Mengubah PTK Menjadi Buku

Tolabul'ilmi pada kesempatan ini bersama orang hebat dan sukses: Ibu Hati Nurahayu (Pegiat Literasi, Editor dan Jasa Penerbitan)

Quotes 
Jika kita bergaul dengan orang hebat in syaa Alloh akan ikut kecipratan hebatnya. Demikian juga jika bergaul dengan tukang minyak wangi maka akan kecipratan wanginya.

Menulis itu merupakan suatu keterampilan sehingga jika kita ingin terampil menulis hendaklah kita rajin berlatih. Umpama seorang  atlet jika ingin tangguh maka latihannya harus ekstra keras dan disiplin.

Tentang Materi

Materi malam ini adalah mengubah PTK menjadi sebuah buku. Asalnya saya tidak sampai pada pemikiran membuat buku dari sebuah PTK. Bagaimana mungkin?

Tetapi setelah  menyimak kuliah dari Bu Hati sungguh saya jadi sangat tertarik. Saya menyusun dua PTK sebagai syarat untuk mengajukan kenaikan pangkat.

Setelah selesai PTK masih teronggok di laptop. Malam ini sungguh terinspirasi dan meledak-ledak ingin menjadikan PTK saya menjadi sebuah buku.

Beliau bilang mengubah PTK  menjadi sebuah buku itu memiliki kebermanfaatan ganda. Selain kita mempunyai sebuah buku yang bisa diajukan untuk naik pangkat ke jenjang berikutnya dan manfaat yang kedua bisa jadi referensi bacaan untuk pembaca.

Sungguh saya menjadi sangat terharu.
Mengubah PTK menjadi sebuah buku juga tidak langsung plek dipindahkan semua tetapi perlu peramuan agar buku kita menarik dan bermanfaat bagi pembaca.

Nah ini perlu kerjasama antar penulis dengan editor. Sungguh merupakan suatu kolaborasi yang sangat apik dan indah. penulis harus mampu menuangkan idenya dengan baik dan editor pun harus mampu mengedit sebuah PTK tanpa harus menghilangkan keasliannya. 

Dalam penyusunannya pun perlu ketekunan dan konsistensi dari penulis itu sendiri. Jangan sampai terkendala oleh hal-hal yang sekiranya menghambat proses penyelesaiannya. Misalnya semangat melempem karena mood sedang nggak bagus.

Beliau memberikan beberapa bahan bacaan yang sangat bagus untuk referensi kita dalam mengubah sebuah PTk menjadi buku tanpa kita diliputi rasa ketakutan.

Intinya semua orang bisa menulis, asalkan mempunya bekal dasarnya yaitu:
1. Niat yang kuat untuk mau menulis, karena dengam niat yang kuat hambatan apapun dapat tersingkirkan.
2. Tekun, segala pekerjaan kalau dikerjakan dengan tekun tentunya akan mendapatkan hasil yang baik.
3. Konsisten, hal ini diperlukan agar kita bisa menyelesaaikan suatu pekerjaan sesuai dengan waktu yang kita tetapkan.
4. Rajin, dalam hal ini rajin memiliki cakupan yang luas yaitu rajin membaca sebagai modal dasar dan rajin bertanya agar ilmu kita bertambah.

Jika semua itu kita miliki, in syaa Alloh kita pasti akan mampu menulis dengan hasil yang memuaskan baik untuk diri kita ataupun pembaca.

Beberapa catatan yang perlu diperhatikan saat mengubah PTK menjadi buku, di antaranya adalah dengan memperbanyak isi materi variabel bebasnya dari kata kunci judul buku.

Apalagi PTK yang dibuat adalah PTK yang hanya fokus pada tindakan dengan satu jenis variabel saja. Perlu dikupas secara mendalam dan lebih mengena.

 Memperluas isi bacaannya itu bisa pula dilakukan dengan mencari sumber yang relevan.

Selama ini banyak guru kebingungan saat mencari judul, padahal menurutnya dengan mengambil isi PTK bisa dikembangkan menjadi buku bacaan.

 Hasil yang dibukukan sebaiknya fokus kepada bagian yang diberikan tindakan atau kata kunci PTK. Hati-hati pada buku jangan sampai ada kata-kata laporan PTK.

Mengubah PTK menjadi buku siapkan sampai dengan 70 halaman ukuran A5.

 Setiap orang memang punya ide dan kreativitas masing-masing. Kembangkan kreativitas tersebut sesuai dengan pengalaman dan bacaan yang didapat. Jangan menulis buku sesimpel PTK. Gunakan dengan bahasa komunikasi, sesuaikan dengan judul inti PTK. 

PTK sudah dibukukan bisa dijadikan daftar pustaka pada buku penulis yang lain.

Semakin literatnya penulis, akan menghasilkan buku yang oke untuk ditulis. Ingat literasi itu rangkaian membaca, berpikir dan menulis.Membaca buku best seller adalah salah satu cara yang dilakukan oleh Bu Hati. 

Koleksi juga buku-buku pendidikan yang luwes. Itulah yang membuat buku bisa disajikan sesuai dengan tata letaknya dan agar buku bisa menarik untuk dibaca. Tentunya juga menyediakan koleksi bacaan yang mendukung pekerjaan editor.

Kesimpulan yang disampaikan oleh Bu Hati adalah agar para guru menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu, mempublikasikannya baru membukukannya. Ada double manfaat, dibaca oleh guru lain. Memiliki ISBN dan menjadi karya yang kebermanfaatannya tak akan lekang oleh waktu dan Zaman. Jadi Bagaimana dengan Anda? Siap Membukukan PTK?

Salam Literasi

PROFIL 

Hati Nurahayu, S.Pd. saat ini mengajar di SMP Al-Amanah Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, SMP dan SMA Karakter Ustman bin Affan Arjasari Kabupaten Bandung dan sebagai CEO Tata Akbar. Pengajar yang mengampuh mata pelajaran IPA ini sudah mengajar hampir 17 tahun. Mengelola TBM Saung Literasi Hati , WAG Literasi Patungan Buku dan Penerbit Tata Akbar. Penghargaan yang diperoleh diantaranya Anugerah Winaya Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dari Bupati Bandung sebagai Guru Penggerak Indonesia Maju 2019. Penghargaaan Anugerah Winaya Kabupaten Bandung sebagai guru berprestasi 2017. Peraih Karya Terbaik I Diseminasi Literasi Nasional kemindikbud 2017.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumamprak

Rembulan Terbelah

Kerja Sama Salah Satu Kunci Keberhasilan