Perjalanan

Perjalanan membawaku sejauh ini. Pada satu titik pencapaian.Tak mudah untuk berada di sini. Banyak tantangan dan ujian yang harus dilewati. Cemoohan, kata-kata nyinyir seiring ekspresi getir teramat sering mampir. Hampir mengikis igir-igir hati dan pikir mengakibatkan keduanya pada kondisi kritis. Kolaps!

Aral melintang yang menghadang satu persatu dapat dilalui.  Tentu aku tak sendiri melewati itu semua. Begitu banyak tangan terulur yang membantu untuk bangkit. Kerelaan, keberanian berkorban, kasih sayang, dan doa-doa dilangitkan oleh mereka yang peduli, sepengetahuanku maupun tidak.

Baru kemudian seiring waktu aku paham tentang sikap hitam putih yang terpampang nyata, dan sikap abu-abu yang ambigu. Pemahaman itu datang melalui perenungan, pengetahuan langsung maupun penjelasan dari pihak lain. Kesadaran akan fakta mempermudah aku menentukan letak layar.

Sikap hitam putih, keterangbenderangan yang mereka tunjukkan memberi ruang kepadaku untuk berkaca. Kemudian mematut diri. Memperbaiki posisi diri. Memoles pikiran, ucapan, dan tindakan agar tampil menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Nah, tantangan kembali muncul ketika aku dihadapkan pada mereka yang bersikap abu-abu. Sikap yang ambigu. Betapa sulit memposisikan diri dihadapan mereka. Keabu-abuan yang ditunjukkan membuatku tidak dapat mematut diri. Pantulan cahaya menjadi kabur. Berbaur dengan iri hati, ketidaksanggupan menerima ketidakmampuan diri melahirkan cibiran dan hinaan ke arahku. Ketika aku bertanya bagaimana seharusnya aku berpikir, berucap, dan bertindak mereka tidak dapat menjelaskan apalagi menunjukkan.

Kebungkaman sikap mereka dihadapan dan kegencaran mereka berkasak-kusuk di belakang menjadi amunisi bagiku untuk selalu mawas diri.  Aku tidak dapat merubah warna diriku sesuai kemauan sekitar. Aku bukan bunglon yang dengan mudah bisa berkamuflase. Inilah aku dengan warnaku. 

Pemahaman tentang keberagaman membawaku pada satu tahap bertoleransi dan beradaptasi. Mengajariku untuk memiliki daya lenting sesuai kebutuhan dan keharusan. Hitam, putih, dan abu-abu adalah warna yang dapat memperindah lanskap kehidupan. Dan itu menjadi warna lukisan kehidupanku yang tentu berbeda dengan lukisan kehidupan orang lain.

Semesta menjawab semua angan dan harapan. Keberadaanku di sini saat ini adalah pencapaian dari seluruh perjalanan. Ke depan jika masih diberi kesempatan adalah harapan. Reinkarnasi. Terlahir kembali dengan segenap pemahaman untuk mempersembahkan yang terbaik di akhir cerita kehidupan. Semesta bekerja dengan caranya sendiri. *)

Komentar

  1. Balasan
    1. Insyaallah...semangat..kudu semangat...hatur nuhuuunn...

      Hapus
  2. Ibuku yang satu ini semangat sekali menulis, jadi inspirasi ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hatur nuhuuunn....hayuuu kita belajar menulis....

      Hapus
  3. Terus berkarya.......semangat tanpa batas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah...eta nu dipiara...bari ngeureuyeuh nikreuh sangkan ulah pateuh...nuhuuunn pangrojongna

      Hapus
  4. Subhanallah Bu Win, diksi kata2 nya dalam penuh makna, tetap 💪😅😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu Prap makasiiihh yaa...belum sebaik dirimu...masih terus belajar..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumamprak

PEMBELAJARAN DARING YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN

Nu Nyiar Ubar