Rembulan di Padang Es

Padang es di hati Inong telah berubah wujud. Benar-benar berubah! Mulai ditumbuhi rerumputan dan kuncup bunga. Ia menikmati yang sedang bertumbuh di hatinya. Dirawatlah taman itu dengan segenap jiwa raganya.

Dengan telaten Inong  menjaga semua yang dimilikinya kini. Puisi-puisi yang tiada henti mengalir. Sapa sayang selalu berulang. Semua candu nan sungguh memabukkan. Sampai suatu saat Inong disadarkan bahwa semuanya tak benar. Rasa itu, padang bunga nan semerbak berhakkah ia miliki? Tetapi, Inong tak hendak berpaling dari keindahan semua itu, pesonanya sungguh  membutakan. Berisik nurani kian  gemuruh. Gaungnya perlahan mengusik kelopak-kelopak melati, kemuning, anyelir, mawar. Lalu perlahan semuanya luruh dan tersemai di sepanjang perjalanan yang dilalui. Inong kembali pada kenyataan, "Benarkah ia hanya penikmat dan bukan pemilik?"

Kesadaran itu menohok relung-relung kalbunya. Inong bergeming. Enggan beranjak tak hendak bergerak. Gempuran keinginan hati dan kewarasan pikiran membuatnya limbung. Ia mencoba berpegang pada harapan setipis pakreng. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumamprak

PEMBELAJARAN DARING YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN

Nu Nyiar Ubar