Rembulan di Riak Danau

Pertemuan Inong dengan teman masa kecilnya beberapa waktu berselang meninggalkan jejak tak terhapus di hippocampusnya. Ia mencoba mengubrak-abrik area itu. Sampai tak ada ruang yang terlewati. Ia sibak helai demi helai lembaran masa lalu. Tetap tak ia temui satu gores pun kenangan, catatan atau apalah yang tertoreh tentangnya. Ia menyerah!

Inong tenggelam dalam kesibukan.Tak hendak memberi ruang pada pikirannya tuk terus mengingat pertemuan tak disengaja itu. Ketika semesta kembali mempertemukan mereka, Inong kelabakan menautkan banyak fakta. Mencoba mempertahankan pikirannya pada posisi netral. Bersiap menarik tuas  kemudi dan melaju, tapi hatinya enggan beranjak. Sungguh membuatnya tak mengerti. Beribu tanya berseliweran di ruang-ruang otaknya. Mengapa semesta begitu kejam? 

Angin lirih menelusup relung kalbunya. Sepoinya perlahan menerpa. Rasa damai mengalir bersama semerbak mawar. Perisai yang coba dipasangnya perlahan koyak. Semilir menyisir igir hati, padang es itu mulai menghijau, kuncup bunga bermekaran. Percuma Inong mati-matian memasang kembali perisai hati yang telah koyak!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumamprak

PEMBELAJARAN DARING YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN

Nu Nyiar Ubar